Berkebun Sawi Pakcoy Ala Mas Angga Mendapatkan Cuan
Satu Juta Pohon Sedunia dapat mewujudkan lingkungan yang sehat, sejuk dan juga asri. Yang dimana setiap tahun jatuh pada tanggal 21 November diadakan Hari Pohon Sedunia, peringatan ini mengajak kita untuk terus melestarikan pohon yang sangat berperan penting bagi kehidupan manusia. Dengan melakukan peringatan ini dapat menggerakan kita untuk selalu aware dan menanam pohon, karena untuk mengatasi permasalahan pemanasan global dihadapkan dapat teratasi. Hal ini dikarenakan sinar atau cahaya matahari akan banyak diserap oleh pohon melalui fotosintesis. Sebagai bentuk rasa kepeduliaan kita terhadap lingkungan, kita dapat memulai dengan menanam pohon di lingkungan rumah, kemudian merawat demi kelestarian lingkungan.
Tujuan diperingati Hari Pohon Sedunia pada tanggal 21 November untuk mengingatkan manusia akan pentingnya pohon bagi kehidupan makhluk hidup lainnya. Keberadaan pohon untuk memerangi pemanasan global, mencegah banjir, tanah longsor, tempat hidup fauna (burung) dan membuat iklim mikro yang baik.
Talkshow Demfarm.id Live Instagram pada tanggal 30 November 2022 dengan tema "Inspirasi Petani Milenial: Dari Rumah untuk Indonesia Lebih Hijau" via Live Instagram. Kegiatan ini merupakan dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon 2022, dalam kegiatan ini pun hadir sekitar 100 peserta terdiri dari blogger, jurnalis, petanimilenial daerah dan masyarakat umum seluruh Indonesia. Dalam Talkshow ini aku pun hadir untuk menyimak live instagram sampai selesai. Di Talkshow kali ini pun telah hadir narasumber yaitu Mas Angga Diandra, dia merupakan salah satu anak muda milenial yang telah berhasil memanfaatkan lahan dirumahnya untuk menanam berbagai macam jenis tanaman. Dia pun berhasil menanam beberapa jenis tanaman seperti : sawi, pakcoy,selada dan kale. Pas nonton live instagramnya sangat takjub banget karena berhasil menanam tanaman lumayan banyak di lahannya.
Mas Angga ini tidak malu untuk menjadi petani karena era saat ini anak muda milenial kebanyakan dalam bekerja ingin yang bergengsi dan menghasilkan sesuatu dengan cepat, tetapi tidak terjadi pada diri Mas Angga yang detail mengurusi tanaman dengan baik. Dia pun menceritakan ada beberapa faktor generasi milenial kurang minat dalam kegiatan menanam pohon seperti Mas Angga yaitu : Ketersediaan Pupuk, Sarana produksi pertanian, akses permodalan, kepastian harga jual ketika panen, dan adanya isu-isu rendahnya pendapatan membuat bertambahnya generasi milenial melakukan hal ini dan tidak ingin menjadi petani. Mas angga juga menjelaskan bahwa menjadi petani tujuannya pada uang melainkan minar terlebih dahulu dan emang suka dengan hal berkebun, menanam pohon dan jangan patah semangat. Kuncinya itu aja simpel banget kan? emang sih kalo minat mengerjakannya simpel kalo tidak ada minat pasti susah banget.
Seperti halnya diriku didepan rumah terdapat beberapa untuk menanam pohon ukuran kecil terlebih dahulu dan tetangga sebelahku juga hobby menanam tetapi aku tidak minat, pohon yang sudah ada lama kelamaan jadi rusak karena kurang diurusi dengan baik. Tapi aku salut dengan Mas Angga ini karena dia bisa panen sampai 22 kg makanya disebut dengan "Dewa Sawi Pakcoy". Ga kebayang banger bisa menghasilkan panen sebanyak itu karena 1 kg aja dijual sekitar 30 rb aja dikasih 22 kg udah berapa? Kebetulan pecinta pakcoy dan sawi banyak banget, seperti aku ini suka banget 2 sayuran tersebut.
Ternyata Mas Angga hobi berkebun ini turun dari eyang dan ibunya yang diajak menemani pas dia waktu kecil dan melihat langsung jadi sudah tertanam dari kecil. Kalo ibunya menyuruh anaknya untuk menyirami tanaman sehabis dia pulang sekolah dan sudah diajari dari kecil. Bukan hanya dukungan dari keluarga yah untuk berkebun ini karena adanya dukungan dari pemerintah. Dukungan Pemerintah Terhadap Generasi Muda Bertani ini sudah mendukung penuh kepada generasi muda untuk menjadi petani. Kabarnya PT. Pupuk Kalimantan Timur (PKT) salah satu industri pupuk di Indonesia melakukan binaan terhadap petani milenial.
PKT juga mengembangkan program Community Forest di Provinsi Gorontalo. Program ini di gagas untuk memberikan perlindungan keanekaragaman hayati dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan hal ini semoga PKT ini bisa merambah seluruh provinsi di Indonesia agar kegiatan ini bisa merata sampai kepelosok.
Cerita dari Mas Angga jadi pengen mulai berkebun deh karena pas pandemi rajin banget mengurusnya pas endemi ini banyak aktivitas diluar jadi mager untuk mengurusi tanaman dirumah. Semoga niat untuk mengurusi tanaman muncul kembali.
2 komentar
Cuan banget ini
BalasHapusKeren, jadi tambahan ide baru ini. Moga aja bisa nular dan segera buka kebun. Semangat dan terima kasih atas artikelnya, mbak. Salam kenal.
BalasHapus