Dalam rangka mensukseskan strategi Pemerintah menjalani kegiatan saat ini yaitu : PSN 3M Plus, Gerakan Satu Rumah Satu Jurnalistik (G1R1J), Pokjanal Dengue dan Edukasi Masyarakat. Adapun inovasi sebagai upaya pelengkap yaitu : Teknologi Nyamuk Aedes Aegypti ber-wolbachia terbukti efektif menurunkan kasus Dengue. Inovasi Teknologi Nyamuk Aedes Aegypti ber-wolbachia sebagai upaya pelengkap strategi penanggulangan dengue di Indonesia disahkan dalam KEPMENKES 1341 TAHUN 2022 Pilot Project Teknologi Wolbachia di 5 Kota ( Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Kupang, Bontang).
Ada Beberapa hal terkait Vaksin Dengue cara penggunaan vaksin Dengue secara nasional oleh program, dibutuhkan kajian dan rekomendasi dari ITAGI (Indonesia Technical Advisory Group on Immunization) dan dilakukan uji coba operasional atau demonstration program pada beberapa wilayah Provinsi atau Kabupaten. Berdasarkan Pemenkes no. 12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi, Imunisasi dengue/demam berdarah merupakan imunisasi pilihan yang diberikan sesuai kebutuhan.
Dalam Talkshow kali ini akan di jelaskan oleh dr. Siti Nadia Tarmizi,M.Epid, selaku Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Selain itu nantinya akan di jelaskan oleh Dr.dr. Anggaraini Alam, Sp.A (K), selaku Ketua UKK Infeksi dan Penyakit Tropis,IDAI. Pertama akan dijelaskan oleh dr.Siti Nadia yang dimana DBD hadir di Indonesia tahun 1968 di Surabaya ke Jakarta dan menyebar ke kota-kota lainnya. Di Filipina sebanyak 0-1% mengalami kematian DBD dan Indonesia sampai saat ini belum bisa menekan kasus DBD seperti Singapura.
Menurut dr.Anggraini bahwa Dengue ada dimana saja,siapapun bisa kena dan mampu berkembang biak nyamuk mengandung virus dengue. Semua orang beresiko terinfeksi dengue, terlepas dari usia, jenis kelamin, ras, status social dan tempat tinggal. Seseorang bisa terkena DBD dan terkena virus Dengue apabila suka pergi kemana-mana dan kemudian menyebar virus tersebut oleh nyamuk yang mengakibatkan tubuh manusia lemah. Nyamuk Aegypti Dengue suka yang terang dan memiliki cahaya terak baik malam maupun siang.
Menurut Dr.dr Anggraini Alam,Sp.A (K) Fakta tentang Demam Berdarah bahwa anak-anak lebih berisiko terkena kasus dengue berat dibandingkan dewasa, lebih dari 80% anak usia diatas 10 tahun setidaknya pernah terkena demam berdarah. Pada tahun 2022, 40% kasus demam berdarah tahun di Indonesia dan 73% kasus kematian dengue pada kelompok anak usia 10-14 tahun. Terkena DBD apabila trombosit turun dan panas tidak turun dalam beberapa hari, biasanya disarankan untuk menaikan trombosit. Berbeda dengan dokter yang ditakutkan yaitu si pembuluh darah dari pasien mengalami kebocoran sampai rembes karena semua plasmanya keluar "ujar dr.Anggaraini.
Alhamdulillah aku belum pernah merasakan sakit DBD jangan sampai .aamiin. Tetapi di keluargaku yang sudah kena DBD yaitu abangku yang dimana dia mengalami drop setelah diperiksa darah dan dirawat hampir 1 minggu di usia 38 tahun. Yang terkena DBD terdapat fasenya yaitu : Fase Demam, Fase Kritis dan Fase Penyembuhan.
Gejala dan Tanda mengalami DBD yaitu:
- nyeri belakang mata
- nyeri otot
- nyeri tulang
- nyeri sendi
- sakit kepala
- ruam/bercak
- mual/muntah
Apabila demam tidak turun selama 2 hari atau lebih, baiknya kenali gejala dan tanda-tanda DBD segera cek darah dan bawa ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut. Dari binatang kecil yang sangat membahayakan dapat mengakibatkan kehilangan nyawa, oleh karena itu lebih baik di dalam tubuh ada benteng agar lebih kebal lewat vaksin. Yang dimana pentingnya vaksin Demam Berdarah yaitu Imunisasi merupakan komponen kesehatan primer dan hak kesehatan manusia yang tak terbantahkan. Vaksinasi menyalamatkan lebih dari lima nyawa setiap menit dan mencegah 2-3 juta kematian setiap tahunnya. Dengan di Vaksin tubuh lebih kuat dan dapat benteng dari Nyamuk yang dapat mengakibatkan penyakit DBD. Pengalaman kena Demam Berdarah juga pernah dialami oleh Keluarga Ringgo Agus dan Istrinya Sabai Morschek.
Ringgo Agus mengalami trauma mengenai terkena DBD karena dia sudah beberapa kali terkena penyakit DBD, pertama kali kena pas dia SMP sekitar umur 15 tahun dan dirawat di Rumah sakit. Demamnya tidak turun juga tambah naik dengan suhu badannya hingga 50 derajat celcius, Ringgo pun kembali terkena sekitar November lalu yang kedua kalinya. Dia juga menceritakan sedikit pengalaman kedua kalinya ketika terkena DBD tidur gelisah dan tulan rasanya ga nyaman bahkan sampai mengigau dan omonganya ngelantur atau ga jelas yang akhirnya dirawat di Rumah Sakit selama 8 hari. Bukan hanya Ringgo Agus aja yang terkena DBD,anaknya yang usia 1 tahun terkena DBD dan mereka berdua panik dan was-was karena yang terkena anaknya masih usia 1 tahun. Sampai sekarang Ringgo Agus mengalami trauma untuk penyakit DBD ini, tetapi saat ini dia dan istrinya lebih tenang karena sudah ada vaksin DBD untuk pencegahan dan perlindungan dari nyamuk berbahaya. Yuk lawan DBD dengan 3M plus Vaksin dan kenali gejala dan tanda-tanda DBD. Semoga kita terhindar dari DBD dan selalu dalam keadaan sehat. Aamiin